Berbuat baik kepada kerabat, baik dari jalur ayah maupun jalur ibu, sejauh apa pun tingkat kekerabatannya, dengan ucapan maupun perbuatan.
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Barang siapa senang jika rezekinya dilapangkan atau umurnya dipanjangkan maka hendaklah ia menyambung silaturahmi.” Hadis riwayat Bukhari dan Muslim.
Yakni, barang siapa yang senang dan berharap rezekinya diluaskan, maka hendaklah ia menyambung silaturahmi. Menyambung silaturahmi termasuk salah satu sebab banyaknya rezeki, dan sebab terhindarnya dari kemiskinan.
Barang siapa yang ingin diakhirkan langkah hidupnya, diberkahi dalam umurnya, serta dipanjangkan umurnya, maka hendaklah ia menyambung silaturahmi.
Tentu, terkait dengan persoalan umur, sebagian ulama berpendapat bahwa yang dimaksud adalah keberkahan umur. Yaitu, Allah memberkahi umurnya, sehingga dengan umur yang ada, ia dapat beramal lebih banyak daripada orang yang umurnya lebih panjang.
Namun, sebagian ulama lain mengatakan: “Tidak, maksudnya benar-benar ditambah bilangan umurnya.” Namun, itu menurut ketetapan yang ada di tangan para malaikat. Jadi, berdasarkan catatan yang ada di tangan para malaikat, bahwa orang tersebut jika ia menyambung silaturahmi, maka umurnya menjadi sekian. Namun, jika ia tidak menyambung silaturahmi, maka umurnya menjadi sekian. Namun, ketetapan finalnya sudah diketahui dan tercatat di sisi Allah.
Jadi, jika ia menyambung silaturahmi, jumlah umurnya bertambah menurut catatan yang ada di tangan para malaikat.
====
الإِحْسَانُ إِلَى الْأَقَارِبِ مِنْ جِهَةِ الْأَبِ وَمِنْ جِهَةِ الْأُمِّ مَهْمَا كَانَتْ دَرَجَتُهُمْ بِالْقَوْلِ وَالْفِعْلِ
قَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَنْ سَرَّهُ أَنْ يُبْسَطَ لَهُ فِي رِزْقِهِ أَوْ يُنْسَأَ لَهُ فِي أَثَرِهِ فَلْيَصِلْ رَحِمَهُ مُتَّفَقٌ عَلَيْهِ
مَنْ أَحَبَّ وَأَرَادَ أَنْ يُوَسَّعَ عَلَيْهِ فِي رِزْقِهِ فَلْيَصِلْ رَحِمَهُ مِنْ أَسْبَابِ كَثْرَةِ الرِّزْقِ وَمِنْ أَسْبَابِ دَفْعِ الْفَقْرِ صِلَةُ الرَّحِمِ
وَمَنْ أَحَبَّ أَنْ يُنْسَأَ لَهُ فِي أَثَرِهِ وَيُبَارَكَ لَهُ فِي عُمْرِهِ وَيُمَدَّ لَهُ فِي عُمْرِهِ فَلْيَصِلْ رَحِمَهُ
طَبْعًا بِالنِّسْبَةِ لِمَسْأَلَةِ الْعُمْرِ بَعْضُ أَهْلِ الْعِلْمِ قَالَ الْمَقْصُودُ الْبَرَكَةُ يَعْنِي أَنْ يُبَارِكَ اللَّهُ لَهُ فِي عُمْرِهِ فَيَعْمَلُ فِي عُمْرِهِ مَا لَا يُعْمَلُ فِي عُمْرٍ أَطْوَلَ مِنْهُ
وَبَعْضُ أَهْلِ الْعِلْمِ قَالَ لَا الْمَقْصُودُ أَنَّهُ يُزَادُ فِي عُمْرِهِ وَلَكِنْ بِالنِّسْبَةِ لِمَا فِي أَيْدِي الْمَلَائِكَةِ فَيَكُونُ فِي أَيْدِي الْمَلَائِكَةِ أَنَّ هَذَا الْوَلَدَ إِنْ وَصَلَ الرَّحِمَ يَكُونُ عُمْرُهُ كَذَا وَإِنْ لَمْ يَصِلْ رَحِمَهُ يَكُونُ عُمْرُهُ كَذَا وَالْأَمْرُ مَعْلُومٌ عِنْدَ اللَّهِ وَمَكْتُوبٌ
فَإِذَا وَصَلَ رَحِمَهُ زَادَ عُمْرُهُ بِالنِّسْبَةِ لِمَا فِي أَيْدِي الْمَلَائِكَةِ